BAB 1 Wawasan Nusantara Sub Bab 2 (PPKn Kelas XI)
C. Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam
Wawasan Nusantara
Konsepsi wawasan
nusantara merupakan suatu konsep di dalam cara pandang dan pengaturan yang
mencakup segenap kehidupan bangsa yang dinamakan astagatra, yang meliputi aspek
alamiah (trigatra) dan aspek sosial (pancagatra). Trigatra meliputi posisi dan
lokasi geografis negara, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan
penduduk. Pancagatra merupakan aspek sosial kemasyarakatan terdiri dari
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan
(Ipoleksosbudhankam). Antara gatra yang satu dengan yang lain terdapat hubungan
yang bersifat timbal balik dengan hubungan yang erat yang saling
interdependensi, demikian juga antara trigatra dan pancagatra
1. Aspek – Aspek
Trigatra
a. Letak dan Bentuk Geografis
Jikalau kita melihat
letak geografis wilayah Indonesia dalam peta dunia, maka akan nampak jelas
bahwa wilayah negara tersebut merupakan suatu kepulauan, yang menurut wujud ke
dalam, terdiri dari daerah air dengan ribuan pulau-pulau di dalamnya. Dalam
bahasa asing bisa disebut sebagai suatu archipelago kelvar, kepulauan
itu merupakan suatu archipelago yang terletak antara Benua Asia di sebelah
utara dan Benua Australia di sebelah selatan serta Samudra Indonesia di sebelah
barat dan Samudra Pasifik di sebelah timur. Letak geografis antara dua benua
dan samudra yang penting itu, maka dikatakan bahwa Indonesia mempunyai suatu
kedudukan geografis di tengah-tengah jalan lalu lintas silang dunia. Karena
kedudukannya yang strategis itu, dipandang dari tiga segi kesejahteraan di
bidang politik, ekonomi dan sosial budaya, Indonesia telah banyak mengalami
pertemuan dengan pengaruh pihak asing (akulturasi).
Indonesia terletak pada
6O LU–11O LS, 95O BT–141O BT, yang di tengah-tengahnya terbentang garis equator
sehingga Indonesia mempunyai 2 musim, yaitu musim hujan dan kemarau.
b. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Penduduk adalah
sekelompok manusia yang mendiami suatu tempat atau wilayah. Adapun faktor
penduduk yang mempengaruhi ketahanan nasional adalah sebagai berikut.
1. Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk berubah karena kematian, kelahiran,
pendatang baru, dan orang yang meninggalkan wilayahnya. Segi positif dari
pertambahan penduduk ialah pertambahan angkatan kerja (man power) dan
pertambahan tenaga kerja (labour force). Segi negatifnya, apabila
pertumbuhan penduduk tidak seimbang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tidak diikuti dengan usaha peningkatan kualitas penduduk.
2. Faktor yang Mempengaruhi Komposisi Penduduk
![]() |
Sumber: www.nasional.sindonews.com
|
Gambar 7.3 Indonesia merupakan negara yang
mempunyai komposisi penduduk yang beraneka ragam, baik suku, agama, ras, dan
golongan.
Komposisi adalah susunan
penduduk menurut umur, kelamin, agama, suku bangsa, tingkat pendidikan, dan
sebagainya. Susunan penduduk itu dipengaruhi oleh mortalitas, fertilitas, dan
migrasi. Fertilitas sangat berpengaruh besar terhadap umur dan jenis penduduk
golongan muda yang dapat menimbulkan persoalan penyediaan fasilitas pendidikan,
perluasan lapangan kerja, dan sebagainya.
3. Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Penduduk
Distribusi penduduk yang
ideal adalah distribusi yang dapat memenuhi persyaratan kesejahteraan dan
keamanan yaitu penyebaran merata. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan
kebijakan yang mengatur penyebaran penduduk, misalnya dengan cara transmigrasi,
mendirikan pusat-pusat pengembangan (growth centers), pusat-pusat
industri, dan sebagainya. Kemampuan penduduk yang tidak seimbang dengan
pertumbuhan penduduk dapat menimbulkan ancaman-ancaman terhadap pertahanan
nasional.
c. Keadaan dan kekayaan alam
Kekayaan sumber-sumber
alam sebenarnya terdapat di atmosfir, di permukaan bumi, di laut, di perairan,
dan di dalam bumi. Sumber-sumber alam sesungguhnya mempunyai arti yang sangat
luas di mana Indonesia terkenal sebagai negara yang mempunyai sumber-sumber
alam yang berlimpah ruah. Sebagai gambaran umum, sumber-sumber alam termasuk
sumber-sumber pelican atau mineral, sumber-sumber nabati atau flora, dan
sumber-sumber hewani atau fauna. Untuk memulai dengan sumber-sumber pelican
atau mineral dapat diutarakan, bahwa negara Indonesia mempunyai sumber-sumber
mineral yang meliputi bahan-bahan galian, biji-bijian maupun bahan-bahan galian
industri di samping sumber-sumber tenaga lain. Sifat unik kekayaan alam yaitu
jumlahnya yang terbatas dan penyebarannya tidak merata. Sehingga menimbulkan
ketergantungan dari dan oleh negara dan bangsa lain. Bentuk sumber daya alam
ada 2 (dua) , yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak dapat
diperbarui.
Sumber daya alam harus
diolah atau dimanfaatkan dengan berprinsip atau asas maksimal, lestari, dan
berdaya saing.
1) Asas maksimal
Artinya sumber daya alam
yang dikelola atau dimanfaatkan harus benar-benar menciptakan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.
2) Asas lestari
Sumber: www.nasional.sindonews.com
Gambar 7.4 Setelah ditetapkan oleh UNESCO bahwa
batik merupakan warisan budaya Indonesia maka batik dapat berdaya saing dalam
perdagangan.
Artinya pengolahan sumber
daya alam tidak boleh menimbulkan kerusakan lingkungan, menjaga keseimbangan
alam.
3) Asas berdaya saing
Artinya bahwa
hasil-hasil sumber daya alam harus bisa bersaing dengan sumber daya alam negara
lain.
2. Aspek–Aspek Pancagatra
Pancagatra adalah aspek-aspek
kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan pergaulan hidup manusia dalam
bermasyarakat dan bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-aturan dan norma-norma
tertentu. Hal-hal yang termasuk aspek pancagatra adalah sebagai berikut.
a.
Ideologi
Ideologi suatu negara diartikan sebagai guiding of principles atau prinsip yang dijadikan dasar suatu bangsa. Ideologi adalah pengetahuan dasar atau cita-cita. Ideologi merupakan konsep yang mendalam
Ideologi suatu negara diartikan sebagai guiding of principles atau prinsip yang dijadikan dasar suatu bangsa. Ideologi adalah pengetahuan dasar atau cita-cita. Ideologi merupakan konsep yang mendalam
mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta
yang ingin diiperjuangkan dalam kehidupan nyata. Ideologi dapat dijabarkan ke
dalam sistem nilai kehidupan, yaitu serangkaian nilai yang tersusun secara
sistematis dan merupakan kebulatan ajaran dan doktrin. Dalam strategi pembinaan
ideologi berikut adalah beberapa prinsip yang harus diperhatikan.
1.
Ideologi harus
diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI.
2.
Ideologi sebagai perekat
pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
3.
Ideologi harus dijadikan
panglima, bukan sebaliknya.
4.
Aktualisasi ideologi
dikembangkan kearah keterbukaan dan kedinamisan.
5.
Ideologi Pancasila
mengakui keaneragaman dalam hidup berbangsa dan dijadikan alat untuk
menyejahterakan dan mempersatukan masyarakat.
6. Kalangan elit eksekutif,
legislatif, dan yudikatif harus harus mewujudkan cita-cita bangsa dengan
melaksanakan GBHN dengan mengedepankan kepentingan bangsa.
7. Menyosialisasikan
Pancasila sebagai ideologi humanis, relijius, demokratis, nasionalis, dan
berkeadilan. Menumbuhkan sikap positif terhadap warga negara dengan
meningkatkan motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
b. Politik
Politik diartikan
sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang diguna-kan untuk mencapai tujuan
dan kekuasaan. Kehidupan politik dapat dibagi kedalam dua sektor yaitu sektor
masyarakat yang memberikan input (masukan) dan sektor pemerintah yang
berfungsi sebagai output (keluaran). Sistem politik yang diterapkan
dalam suatu negara sangat menentukan kehidupan politik di negara yang
bersangkutan. Upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan ketahanan di bidang
politik adalah upaya mencari keseimbangan dan keserasian antara keluaran dan
masukan berdasarkan Pancasila yang merupakan pencerminan dari demokrasi
Pancasila.
c.
Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah
seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola faktor produksi dan
distribusi barang dan jasa untuk kesejahteraan rakyat. Upaya meningkatkan
ketahanan ekonomi adalah upaya meningkatkan kapasitas produksi dan kelancaran
barang dan jasa secara merata ke seluruh wilayah negara. Upaya untuk
menciptakan ketahanan ekonomi adalah melalui sistem ekonomi yang diarahkan
untuk kemakmuran rakyat.
Ekonomi kerakyatan harus
menghindari free fight liberalism, etatisme, dan tidak dibenarkan adanya
monopoli. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan selaras antarsektor.
Pembangunan ekonomi dilaksanakan bersama atas dasar kekeluargaan. Pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya harus dilaksanakan secara selaras dan seimbang
antarwilayah dan antarsektor. Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan dalam
meningkatkan kemandirian ekonomi. Ketahanan di bidang ekonomi dapat
ditingkatkan melalui pembangunan nasional yang berhasil, namun tidak dapat
dilupakan faktor-faktor non-teknis dapat mempengaruhi karena saling terkait dan
berhubungan.
d.
Sosial
Budaya
Sosial budaya dapat
diartikan sebagai kondisi dinamika budaya bangsa yang berisi keuletan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ancaman, tantangan,
halangan, dan gangguan (ATHG). Gangguan dapat datang dari dalam maupun dari
luar, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang membahayakan
kelangsungan hidup sosial NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Esensi
ketahanan budaya adalah pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan sosial budaya.
Ketahanan budaya merupakan pengembangan sosial budaya dimana setiap warga
masyarakat dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan segenap potensinya
berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
e.
Pertahanan
dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan
diartikan sebagai kondisi dinamika dalam kehidupan pertahanan dan keamanan
bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
me-ngembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ATHG yang
membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Ketahanan di bidang keamanan adalah ketangguhan suatu
bangsa dalam upaya bela negara, di mana seluruh IPOLEKSOSBUDHANKAM disusun,
dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi, terorganisasi untuk menjamin
terselenggaranya Sistem Ketahananan Nasional. Prinsip-prinsip Sistem Ketahanan
Nasional antara lain adalah sebagai berikut.
1. Bangsa Indonesia cinta
damai tetapi lebih cinta kemerdekaan.
2. Pertahanan keamanan berlandasan
pada landasan ideal Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan
visional wawasan nusantara.
3. Pertahanan keamanan
negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan segenap potensi dan kekuatan
nasional.
4. Pertahanan dan keamanan diselenggarakan
dengan sistem pertahanan dan keamanan nasional (Sishankamnas) dan sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
3. Hubungan Antargatra
Antara trigatra dan
pancagatra serta antargatra itu sendiri terdapat hubungan timbal balik yang
erat yang dinamakan korelasi dan interdependensi yang artinya adalah sebagai
berikut.
a. Ketahanan nasional
pada hakikatnya bergantung kepada kemampuan bangsa dan negara di dalam
mendayagunakan secara optimal gatra alamiah (trigatra) sebagai modal dasar
untuk penciptaan kondisi dinamis yang merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan
kehidupan nasional (pancagatra).
b. Ketahanan nasional
adalah suatu pengertian holistik, yaitu suatu tatanan yang utuh, menyeluruh dan
terpadu, di mana terdapat saling hubungan antar gatra di dalam keseluruhan
kehidupan nasional (astagatra).
c. Kelemahan di salah
satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan mempengaruhi kondisi
secara keseluruhan sebaliknya kekuatan dari salah satu atau beberapa gatra
dapat didayagunakan untuk memperkuat gatra lainnya yang lemah, dan mempengaruhi
kondisi secara keseluruhan.
d. Ketahanan nasional
Indonesia bukan merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap gatranya,
melainkan suatu resultante keterkaitan yang integratif dari kondisi-kondisi
dinamik kehidupan bangsa di bidang-bidang ideologi, politik, ekonomi, social
budaya, pertahanan dan keamanan.
Selanjutnya hubungan antar gatra, dikemukakan
seperti uraian berikut.
a. Gatra
geografi, karakter geografi sangat mempengaruhi jenis, kualitas dan persebaran
kekayaan alam dan sebaliknya kekayaan alam dapat mempengaruhi karakter
geografi.
b. Antara
gatra geografi dan gatra kependudukan; bentuk-bentuk kehidupan dan penghidupan
serta persebaran penduduk sangat erat kaitannya dengan karakter geografi dan
sebaliknya karakter geografi mempengaruhi kehidupan dari pendudukanya.
c. Antara
gatra kependudukan dan gatra kekayaan alam; kehidupan dan penghidupan
pendudukan dipengaruhi oleh jenis, kualitas, kuantitas dan persebaran kekayaan
alam. Demikian pula sebaliknya, jenis, kualitas, kuantitas, dan persebaran
kekayaan alam dipengaruhi oleh faktor-faktor kependudukan khususnya kekayaan
alam yang dapat diperbaharui. Kekayaan alam mempunyai manfaat nyata jika telah
diolah oleh penduduk yang memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi.
d. Hubungan antargatra dalam pancagatra; setiap
gatra dalam pancagatra memberikan kontribusi tertentu pada gatra-gatra lain dan
sebaliknya setiap gatra menerima kontribusi dari gatra-gatra lain secara
terintegrasi.
1. Antara gatra ideologi dengan gatra politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, maka arti ideologi adalah
sebagai falsafah bangsa dan landasan ideologi negara. Selain itu ideologi
merupakan nilai penentu bagi kehidupan nasional yang meliputi seluruh gatra
dalam pancagatra dalam memelihara kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian
tujuan nasional.
2. Antara gatra politik dengan gatra
ideologi, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan; berarti kehidupan
politik yang mantap dan dinamis menjalankan kebenaran ideologi, memberikan
iklim yang kondusif untuk pengembangan ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan
keamanan. Kehidupan politik bangsa dipengaruhi oleh bermacam hal yang satu
dengan yang lainnya saling berkaitan. Ia dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan
dan kesadaran politik, tingkat kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama, keakraban
sosial dan rasa keamanannya.
3. Antara gatra ekonomi dengan gatra
ideologi, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan; berarti kehidupan
ekonomi yang tumbuh mantap dan merata, akan menyakinkan kebenaran ideologi yang
dianut, mendinamisir kehidupan politik dan perkembangan sosial budaya serta
mendukung pengembangan pertahanan dan keaman-an. Keadaan ekonomi yang stabil,
maju dan merata menunjang stabilitas dan peningkatan ketahanan aspek lain
4. Antara gatra sosial budaya dengan gatra
ideologi, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan; dalam arti kehidupan
sosial budaya yang serasi, stabil, dinamis, berbudaya dan berkepribadian, akan
menyakinkan kebenaran ideologi, memberikan iklim yang kondusif untuk kehidupan
politik yang berbudaya, kehidupan ekonomi yang tetap mementingkan kebersamaan
serta kehidupan pertahanan dan keamanan yang menghormati hak-hak individu.
Keadaan sosial yang terintegrasi secara serasi, stabil, dinamis, berbudaya dan
berkepribadian hanya dapat berkembang di dalam suasana aman dan damai.
Kebesaran dan keseluruhan nilai sosial budaya bangsa mencerminkan tingkat
kesejahteraan dan keamanan nasional baik fisik material maupun mental
spiritual. Keadaan sosial yang timpang dengan kontradiksi di berbagai bidang
kehidupan memungkinkan timbulnya ketegangan sosial yang dapat berkembang
menjadi gejolak sosial.
5.
Antara
gatra pertahanan dan keamanan dengan gatra ideologi, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan; dalam arti kondisi
kehidupan pertahanan dan keamanan yang stabil dan dinamis akan meyakinkan
kebenaran ideologi, memberikan iklim yang kondusif untuk pengembangan kehidupan
politik, ekonomi dan sosial budaya. Keadaan pertahanan dan keamanan yang
stabil, dinamis, maju dan berkembang di seluruh aspek kehidupan akan
memperkokoh dan menunjang kehidupan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial
budaya.
Astagatra dalam pendekatan kesejahteraan dan
keamanan mempunyai peranan tergantung dari sifat setiap gatra.
Gatra alamiah mempunyai peranan sama besar baik untuk
kesejahteraan maupun untuk keamanan.
Gatra ideologi, politik dan sosial budaya mempunyai peranan
sama besar untuk kesejahteraan dan keamanan.
Gatra ekonomi relatif mempunyai peranan lebih besar untuk
kesejahtera-an daripada peranan untuk keamanan.
Gatra pertahanan dan keamanan relatif mempunyai peranan
lebih besar untuk keamanan daripada peranan untuk kesejahteraan.