BAB 1 Hakikat Bangsa dan Negara sub bab 1 (PPKn Kelas X)






Kompetensi Dasar
1.1.      Menghayati hakikat bangsa dan Negara sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
2.1.      Responsif terhadap hakikat bangsa dan Negara
3.1.      Menganalisis hakikat bangsa dan Negara
4.1.      Menyaji hasil analisis hakikat bangsa dan Negara

A.          Kedudukan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
1.      Pengertian Manusia sebagai Makhluk Individu
Individu, artinya perseorangan atau pribadi yang terpisah dari orang lain. Manusia sebagai makhluk individu terdiri dari unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat di pisah – pisah. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu. Manusia juga diberi potensi atau kemampuan (akal, pikiran, perasaan dan keyakinan) sehingga sanggup berdiri sendiri serta bertanggung jawab terhadap dirinya.
Melalui akal dan pikirannya manusia dapat menaklukkan makhluk lain dan memanfaatkan segala sesuatu untuk keperluan hidupnya. Dengan akal dan pikirannya pula manusia dapat melakukan berbagai inovasi (penemuan teknologi komunikasi, komputer dan informasi)

2.      Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial artinya adalah bahwa dalam pemenuhan kebutuhannya manusia membutuhkan individu lain. Sejak lahir hingga meninggal dunia manusia memerlukan bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Aktualisasi manusia sebagai makhluk social, tercermin dalam kehidupan berkelompok. Tujuan manusia berkelompok adalah untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidupnya.

B.           Pengertian Bangsa dan Unsur – Unsur Terbentuknya Bangsa
 1.      Pengertian Bangsa
Bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki kehendak untuk bersatu yang memiliki persatuan senasib dan tinggal di wilayah tertentu, beberapa budaya yang sama mitos leluhur bersama. Beberapa pengertian bangsa menurut beberapa ahli sebagai berikut.
·         Ernest Renan (Perancis)
Bangsa merupakan suatu kelompok manusia yang berbefa dalam sebuah ikatan batin yang dipersatukan sebab mempunyai persamaan, cita-cita, dan sejarah yang sama.
·         Otto Bauer (Jerman)
Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang mempunyai persamaan sebuah karakter sebab persamaan nasib serta pengalaman sejarah budaya yang tumbuh berkembangan dengan bersama tumbuh kembangnya bangsa.
·         F. Ratzel
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggalnya (paham geopolitik)
·         Hans Kohn
Bangsa itu tejadi kerena adanya persamaan bahasa, ras, adat istiadat serta agama yang menjadi pembeda antara bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
·         Pengertian Bangsa dalam Arti Politis
Bangsa dalam arti politis memiliki arti sekelompok manusia yang punya satu paham dan ideologi yang sama. Bangsa dalam pengertian ini punya satu organisasi kekuasaan dalam negara yang sama, contohnya bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia punya kesatuan wilayah nasional, hukum, dan undang-undang yang sama.
·         Pengertian Bangsa dalam Arti sosiologis-antropologis
Bangsa dalam arti sosiologis-antropologis maksudnya adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan diikat oleh ikatan seperti kesatuan ras, tradisi, sejarah, adat istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan, dan juga daerah. Contohnya bangsa Bugis, Batak, dan masih banyak lagi.

2.      Unsur – unsur terbentuknya bangsa
Friedrich Hertz dalam bukunya “Nationality in History and Politic” mengemukakan ada empat unsur yang berpengaruh dalam terbentuknya suatu bangsa, yaitu :
· Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi,politik, agama, kebudayaan, komunikasi, dan solidaritas
·   Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya yaitu bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing dalam urusan dalam negeri
·   Keinginan akan kemandirian, individualitas, keaslian atau kekhasan, dan keunggulan
·  Keinginan untuk menonjol di antara bangsa - bangsa lain dalam mengejar kehormatan pengaruh dan prestise
Faktor pembentuk suatu bangsa menurut Ramlan Surbakti sebagai berikut:
·         Primordial:
Faktor ini meliputi ikatan kekerabatan (darah dan keluarga), kesamaan suku-bangsa, daerah asal (homeland), bahasa, dan adat-istiadat. Dengan faktor ini masyarakat dapat membentuk bangsa-negara. Contoh : Bangsa Yahudi mem-bentuk negara Israel.
·         Sakral :
Faktor ini dapat berupa agama atau ideologi yang dianut/diakui oleh masyarakat bersangkutan. Contoh : Agama Katholik mampu membentuk beberapa Negara di Amerika Latin, Uni Soviet diikat oleh kesamaan ideologi komunisme, dll.
·         Tokoh :
Kepemimpinan para tokoh yang disegani dan dihormati masyarakat (kharis-matik), dapat menjadi faktor yang menyatukan bangsa-negara. Contoh :  Mahat-ma Ghandidi India,  Yoseph Broz Titodi Yugoslavia,  Nelson Mandeladi Afrika Selatan, dan  Dr. Ir. Sukarno(Bung Karno)di Indonesia.
·         Sejarah :
Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu yang menderita akibat penjajahan menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan dan solidaritas warga masyarakat, sehingga melahirkan tekad dan tujuan untuk membentuk negara. Contoh : Indonesia.
·         Bhinneka Tunggal Ika :
Kesediaan warga masyarakat untuk bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat-istiadat, ras, dan agama, dapat membentuk organisasi besar berupa negara. Contoh : Republik Indonesia.
·         Perkembangan Ekonomi :
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat. Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat, semakin saling bergantung di antara jenis pekerjaan, dan akan semakin besar solidaritas dan persatuan dalam  masyarakat. Contoh : Negara-negara di Amerika utara dan Eropa barat.
·         Kelembagaan :
Kerja dan perilaku lembaga pemerintahan dan politik yang baik, yangmem-pertemukan dan melayani warga tanpa membeda-bedakan asal-usul, suku, agama, ras, dll. dapat mempersatukan orang-orang sebagai suatu bangsa.

Secara umum, unsur terbentuknya suatu bangsa sebagai berikut:
a.       Ada sekelompok manusia yang mempunyai kemauan untuk bersatu
b.      Berada dalam suatu wilayah tertentu
c.     Ada kehendak untuk membentuk atau berada di bawah pemerintahan yang dibuat sendiri
d.      Secara psikologis merasa senasib sepenanggungan, setujuan dan secita – cita.
e.  Ada kesamaan karakter, identitas, budaya, bahasa, dan lain – lain sehingga dapat dibedakan dengan bangsa lain.